JENIS DAN TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN





JENIS DAN TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN


1.    Jenis-Jenis Penelitian
Dilihat dari metodenya, ada dua jenis penelitian yang dapat dipilih, yaitu penelitian deskriptif dan penelitianinferensial. Dalam penelitian  inferensial terdapat penelitian parametrikdan penelitian nonparametrik. Penelitian Parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui Penelitian atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Penelitian Non Parametrik  tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Penggunaan penelitian Parametrik dan NonParametrik tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis.Hal ini bersesuaian dengan penjelasan Siagian (2006) bahwa berdasarkan aktivitas yang dilakukan, dikenal adanya statistika deskriptif dan statistik inferensial, sedangkan berdasarkan metodenya dikenal statistika parametrik dan non parametrik. Hal tersebut juga sejalan dengan penjelasan Riayanto (2001).
1.1  Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif membahas cara-cara pengumpulan data, penyederhanaan angka-angka pengamatan yang diperoleh (meringkas dan menyajikan), serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran untuk memperoleh informasi yang lebih menarik, berguna dan nlebih mudah dipahami, (Siagian, 2006).


1.2  Penelitian Inferensial
Penelitian inferensial membahas cara menganalisis data serta mengambil kesimpulan (yang pada dasarnya berkaitsn dengan estimasi parameter dan pengujian hipotesis). Menurut Siagian (2006) metode statistika inferensial adalah metode yang berkaitan dengan analisis sebagian data sampai keperamalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data. Sebagian data terkait dengan suatu variabel dikenal sebagai sampel, sedangkan keseluruhan datanya adalah populasi.
Dalam statistika inferensial diadakan pendugaan parameter, membuat hipotesis, serta menguji hipotesis tersebut sampai pembuatan kesimpulan yang berlaku umum. Metode ini juga sering disebut metode statistika induktif. Karena kesimpulan yang ditarik didasarkan pada informasi dari sebagian data saja.
1.3  Penelitian Parameterik
Penelitian Parametrik penelitian yang  memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Menurut Deny (2007) Penelitian parametrik yaitu ilmu Penelitian yang mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data, yaitu apakah data menyebar normal atau tidak selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.
Pada umumnya, Jika data tidak menyebar normal, maka data harus dikerjakan dengan metode Penelitian non-parametrik, atau setidak-tidaknya dilakukan transformasi agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan denganPenelitian parametrik. Metode penelitian parametrik biasanya menggunakan uji-z (1 atau 2 sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi pearson, Perancangan Percobaan (1 or 2-way ANOVA parametrik), dll.Sedangkan Penelitian non-parametrik adalah Penelitian bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak).Penelitian Parametrik banyak digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.


1.4  Penelitian Non Parametrik
Penelitian non-parametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal atau Ordinal.Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal. Contoh metode statistik yang digunakan dalam Penelitian non-parametrikyaitu :Binomial test, Chi-square test, Median test, Friedman Test, dll.
Penelitian Non Parametrik tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu Penelitian non parametrik sering disebut sebagai distribusi bebas (free distribution).  Sedangkan Penelitian Non Parametrik banyak digunakan untuk untuk menganalisis data nominal dan ordinal.   (www.repository.binus.ac.id/content/J0582/J058298451.ppt)
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji.Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.Beberapa teknik analisis  penelitian parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalampenelitian nonparametrik.Penerapan penelitian parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan penelitian nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya.Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar.Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci.Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.        


2.    Validitas
Menurut Arief (2008)Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sampai sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti.Penjelasan lain menyebutkan bahwa Validitas berarti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Uji validitas berarti prosedur pengujian untuk melihat apakah alat ukur yang berupa kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak, (Anonim, 2007).
Hal ini sesuai dengan penjelasan Arikunto ( 2005) bahwa validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur . Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sudjana (1989) bahwa validitas berkenaan dengan keteapatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
Lebih jauh Jaelani (2009) memaparkan bahwa dalam Penelitian Inferensial (pengambilan sampel dalam suatu populasi yang dapat merepresentasikan populasi tersebut) ada satu kalimat yang menyatakan bahwa sampel yang diambil harus bisa mewakili populasinya.Sebenarnya tidak ada alat ukur yang pasti (seperti penggaris) untuk melakukan pengukuran ini karena biasanya objek yang diteliti adalah berkaitan dengan penelitian sosial. Jadi, untuk bisa mengukur hal tersebut biasanya menggunakan kuesioner.tepat atau tidaknya kuesioner yang kita buat bisa dilakukan oleh uji instrument yang salah satunya adalah uji validitas ini.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, data yang valid adalah data "yang tidak berbeda" antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
Ada dua jenis validitas untuk instrument penelitian, yatu validitas logis dan validitas empiris. Hal yang pertama yang akan diperoleh validitas logis (Logical Validity) dan hal yang kedua yang diperoleh validitas empiris (Emperical Validity).
Menurut Person dalam Arikunto (2009) cara mengukur validitas adalah dengan menggunakan teknik korelasi product momentdan menurut Sudjana (1989) Selain menggunakan korotasi korelasi product momment  analisis korelasi juga bisa menggunakan metode Spearmen yang diberi notasi “rho”.
Rumus korelasi product moment  ada dua macam, yaitu :
a.    Korealsi product moment dengan simpangan, dan
b.    Korelasi product moment dengan angka kasar.
3.    Teknik Analisis Data
3.1 Penelitian deskriptif
Telah disinggung dalam penjelasan sebelumnya bahwa statistik deskriptif berfungsi untuk mengelompokan data, menggarap, menyimpulkan, memaparkan serta menyajikan hasil olahan. Sesuai dengan fungsinya ini maka statistik deskriptif cocok sekali untuk penelitian yang tujuannya hanya mendeskripsikan yaitu penelitian deskriftif.
Untuk menentukan teknik atau rumus mana yang tepat untuk mengolah data yang diperoleh dari penelitian.  Menurut Arikunto (2005) di dalam penelitian yang bukan deskriptif peneliti hampir pasti mempunyai sekurang-kurangnya dua buah variabel. Dengan data tentang variabel-variabel tersebut peneliti mengkorelasikan, mengkomparasikan atau mencari perbedaan rerata.
Dalam Penelitian deskriptif adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta perhitungan prosentase. Penelitian deskiptif juga untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisa korelasi, melakukan prediksi melalui regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sempel atau populasi.Akan tetapi secara teknis, Penelitian deskiptif tidak perlu ada uji signifikasi, karena penelitiannya tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak perlu ditarik secara umum.
(Arikunto, 2005).
Riyanto  (2001) menambahkan, jenis-jenis data dengan statistik deskriptif antara lain adalah : 1) tabel-tabel distribusi frekuensi, 2) penyajian dalam bentuk grafik, 3) tendensi sentral (Mean, Mode, dan Median), 4) variabilitas.


3.2 penelitian inferensial
Jika penelitian dilakukan oleh peneliti terhadap sampel maka statistik inferensial membantu peneliti dalam memberikan informasi apakah hasil dari penelitian sampel tersebut dapat diberlakukan untuk populasi atau tidak. Inilah tugas statistik inferensial seperti disebutkan.
        Banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh peneliti dalam menentukan pilihan, sekurang-kurangnya ada 5 (lima) hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan teknik statistik untuk analisis data, yaitu : Banyaknya subjek penelitian, tersedianya kelengkapan atau sarana penunjang , keadaan penyebaran data, banyaknya variabel yang dianalisis dan jenis data yang akan diolah. Sementara itu Sesuai dengan penjelasan Riyanto (2001) bahwa untuk analisis data dengan menggunakan statistik , model yang digunakan harus relevan dengan  (1) jenis data yang akan dianalisis (2) tujuamn penelitian (3) hipotesis yang akan diuji (4) rancangan penelitiannya.
Sebelum peneliti menentukan teknik statistik yang akan digunakan untuk menganalisis data, terlebih dahulu harus melakukan pengujian terhadap data yang dimiliki. Apabila validitas data yang akan diolah kurang baik, dalam arti bahwa nilai dari data tidak cukup menyebar , maka tidak dibenarkan bagi peneliti untuk mengguanakan statistik parametrik seperti : rumus korelasi product moment , uji-t, uji-F, regresi, dan sebagainya. Mereka harus menggunakan antara lain Chi-kuadrat, Mann-Whitney atau Wilcoxon test, kendall’s tau, dan sebagainya. Ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh peneliti yang ingin menggunakan  teknik statistik parametrik untuk menganalisis datanya. Salah satu diantara persyaratan tersebut adalah bahawa data yang dianalisis harus terdistribusi normal. Hal ini dapat diketahui melalui uji normalitas data
Disamping tuntunan terhadap normalitas sebaran data masih ada persyaratan lain yaitu homogenitas dan linearitas. Homogenitas sampel menunjuk pada keadaan sampel yang sama dalam arti bahwa nilai yang dimiliki harus tidak banyak berbeda. Variansi dari nilai tersebut harus tidak besar.
(Arikunto, 2005)


4.        Tingkat Signifikasi
Penelitian Inferensial atau biasa disebut Penelitian induktif atau Penelitian probabilitas, adalah teknik yang digunakan untuk menganalisa data sempel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi dan dilakukan secara random.Teknik Penelitian inferensial ini memiliki kebenaran yang bersifat peluang. Jika peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%. Peluang kepercayaan dan taraf kepercayaan ini disebut taraf signifikansi.
Ellitan (2009) menjelaskan bahwa tingkat signifikasi adalah tingkat probabilitas yang ditentukan oleh peneliti untuk memembuat keputusan menolak atau mendukung hipotesis.
Dalam pengertian statistik kata signifikan mempunyai makna “benar” tidak didasarkan secara kebetulan. Nilai signifikansi dari suatu hipotesis adalah nilai kebenaran dari hipotesis yang diterima atau ditolak.Hasil penelitian dapat benar tapi tidak penting. Signifikansi/probabilitas/α memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil penelitian itu mempunyai kesempatan untuk benar. Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil penelitian nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah sebesar 1%. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam penelitian kita adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%, (Mujigunarto, 2008).
Didalam penelitian pendidikan taraf signifikansi yang digunakan biasanya 1% dan 5%. Dengan demikian peneliti mempunyai toleransi kemelesetan hasil tersebut 1% dan 5%.
Teknik yang digunakan untuk menguji ada dan tidaknya perbedaan antara dua buah perlakuan di dalam eksperimen adalah uji-t.  Menurut Riyanto (2001) bahwa uji-t pada dasarnya adalah untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan Mean dari dua sampel atau variabel. Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen dengan model pre-test posttest design adalah:
1.      Mencari rerata nilai tes awal (01)
2.      Mencari rerata nilai tes awal (02)
3.      Menghitung perbedaan rerata dengan uji-t



4.       
 Sedangkan untuk teknik analisis data dan teknik korelasi yang tepat pada penelitian hubungan disajikan seperti pada tabel berikut :



Variabel 1
Variabel 2
Teknik analisis korelasi
1.      Interval
2.      Ordinal (ranking)
3.      Ranking


4.      Dikotomi buatan
5.      Dikotomi


6.      Dikotomi asli
7.      Dikotomi buatan
8.      Dikotomi asli
9.      Kategori asli atau kategori buatan
Interval
Ordinal
(ranking)
Ranking


Interval


Interval


Interval
Dikotomi buatan


Dikotomi asli
Kategori asli atau kategori buatan
Korelasi Iproduct moment
Tatajenjang (range order corelation)
Lebih tepat untuk range kurang dari 30
Kendal’s tau lebih tepat untuk data kurang dari 10
Korelasi biseral


Wide spread biseral jika data memiliki rentangan yang sangat besdar
Korelasi point-biseral
Korelasi tetrachoric


Korelasi Phi
Chi-kuadrat dilanjutkan dengan koefesien kontingensi.


(Arikunto, 2005)
Previous
Next Post »