Belajar Memahami Hidup

“Tidak sekali pun nafas yang engkau hembuskan, kecuali di dalamnya ada ketentuan Allah yang berlaku atas dirimu.”

Ini adalah cerita sedih seorang sahabat. Di usianya yang masih terbilang muda, ia harus rela hidup menjanda. Sebuah kisah cinta yang tragis. Di hari pernikahannya, usai merayakan walimah, suaminya jatuh sakit. Sakit yang pada akhirnya mengantarkan sang suami menghadap-Nya.

Mimpi tentang kebahagian hidup berumahtangga pun pupus sudah. Tak terbayangkan kepedihan yang dirasakan sahabatku ini. Angan-angan yang telah dirajut sejak lama, terurai dalam sekejap.

Teramat berat. Tentu saja. Bayangkanlah seandainya hal itu menimpa diri kita?

Tapi, inilah hidup. Ada sukanya dan ada dukanya. Ada senangnya dan ada sedihnya. Kita tidak dapat senantiasa melewati lorong hidup yang terang, kadang kita harus melewati lorong hidup yang gelap. Kita tidak dapat berharap hidup menyapa kita dengan keindahannya setiap waktu.

Kalau kita dihadapkan pada pilihan antara senang dan sedih, kita pasti memilih untuk senang. Jika kita dihadapkan pada pilihan kaya dan miskin, pasti kita lebih memilih kaya. Jika kita dihadapkan pada pilihan antara sehat dan sakit, pasti kita memilih sehat.

Namun, ini bukan tentang apa yang kita inginkan. Ini tentang apa yang harus kita jalani, sebagai bagian dari ketetapanNya. Pilihan kita hanyalah Ridho dengan takdirNya. Karena sejatinya, seburuk apapun yang terjadi, sepedih apapun yang kita rasakan, ketetapan ALLAH tetap hal terbaik bagi setiap hamba-hambaNya. Karenanya akan senantiasa ada hikmah dari segala hal yang menimpa kita.

Musibah yang menimpa sahabatku ini, di kemudian hari memberi ruang perdebatan, ketika banyak orang-orang yang mengatakan itu terjadi karena pilihan tanggal pernikahannya adalah hari yang buruk. Bagi sahabatku, ini adalah ujian lain bagi kemantapan aqidahnya.

Tidak ada yang harus disesali dari pilihan tanggal pernikahan tersebut. Jodoh adalah keputusan Allah. Dan dilangsungkan pernikahan pada tanggal yang telah disepakati , juga merupakan keputusan Allah. Tidaklah terjadi sesuatu kecuali atas kehendak-Nya.

Tidak ada hari yang buruk. Setiap hari adalah baik. Karena hari adalah putaran waktu yang ditandai dengan terbit tenggelammnya matahari. Yang membuat “hari menjadi buruk” adalah sikap negative para hamba dalam merespon ketetapanNya.

Sahabat,

Sesungguhnya, keseluruhan hidup kita adalah karunia. Jika pun ada takdir buruk berupa musibah yang menerpa kita, mungkin saja, sesungguhnya Allah menghindarkan kita dari musibah yang lebih besar. Bisa jadi, ini adalah tangga untuk naik kepada derajat yang lebih tinggi di sisiNya. Bisa jadi, dengan musibah ini Allah menghapus dosa-dosa kita.

Inilah juga tanda dari rasa sayang-Nya, karena setiap musibah yang menimpa setiap hamba sesungguhnya adalah sapaan kasih dari-Nya, agar kita mendekat kepadaNya.

Mungkin ada saat ketika kita bertanya kepada-Nya, “Why it happens to me?”

Mungkin ada saat ketika kita meratap, ”God, it’s completely hard!”

Sahabat,

Engkaulah muslimah terpilih. Bukankah Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka ia diuji (dengan musibah yang menimpa).” (HR. Bukhari)

Engkau istimewa, karenanya DIA memperlakukanmu dengan istimewa. Rasakan ini sebagai bentuk cintaNya yang demikian dalam kepadaMu. Bukankah Rasulullah SAW bersabda, ”Apabila Allah menyenangi seorang hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya.” (HR. Baihaqi)

Engkau luar biasa. Karena hanya orang-orang luar biasa yang mendapat ujian luar biasa. Bukankah Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau imannya lemah dia diuji dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus menerus sehingga ia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)

Dan sesungguhnya Allah SWT tidak akan menimpakan beban di luar kesanggupan kita. Segala ujian yang menimpa kita sesuai dengan kadar ketahanan yang kita miliki.

Sahabat,

Semoga Allah menghapus dosa-dosamu asbab musibah yang menimpamu. Semoga Allah mencatatnya sebagai kebaikan atas kesabaranmu menghadapi cobaan ini. Semoga Allah memberi pengganti yang lebih baik. Semoga Allah memberimu pasangan hidup (lagi) yang akan mencintaimu karenaNya, dan akan engkau cintai karenaNya. Semoga Allah karuniakan kepadamu “Pangeran Impian” to brighten your days. Semoga Allah kirimkan kepadamu dalam waktu dekat.

Kehidupan, kesedihan dan senyuman tidak bisa dipisahkan. Ketika senyum itu tidak hadir....anda tidak sedang menjalani kehidupan....

Anda tidak sedang menikmati jalannya kehidupan....
Ada saat anda kehilangan semangat....dan senyum itu tidak hadir menghiasi diri anda...
Di saat itu lah anda sedang tidak berada pada layar kehidupan...
Anda menepi minggir dan sedang berlari menjauhi layar kehidupan...

Maka...rayakanlah hidup....dan tersenyumlah kepada semuanya...
Jangan biarkan penilaian dan persepsi menghalangi kebahagiaan anda untuk tersenyum...
Tinggalkan semua penghakiman dan biarkan kehidupan mengalir bagi anda dan semuanya...
Jangan menjadi penghambat bagi hidup itu sendiri....

Tinggalkan semua yang telah lalu...dan janganlah menatap masa depan dengan terlalu jauh...
Hanya....nikmatilah saat yang sekarang....karena dari situlah kesejatian muncul dan menyeruak
Jauh meninggalkan kelam lalu....menapak pasti mengiringi setiap langkah...

Temukan kesejatian dalam senyum dan hidup kita seberapapun kesedihan dan cobaan merintang....
Previous
Next Post »